Info Umroh Terkini – Untuk memastikan pelayanan kesehatan yang optimal selama puncak pelaksanaan ibadah haji, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mengerahkan ribuan tenaga kesehatan ke Tanah Suci. Para tenaga medis ini akan bertugas melayani jemaah haji Indonesia selama prosesi di Armuzna—yakni Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Dalam keterangan resmi yang disampaikan pada Pertemuan Sosialisasi Persiapan Kesehatan Haji di Armuzna, Liliek Marhaendro dari Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa total terdapat 1.044 Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) yang telah disiagakan.
“Kehadiran negara dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah haji adalah kewajiban. Kami telah menyiapkan 192 petugas PPIH bidang kesehatan, 1.044 TKHK, 14 ambulans terlisensi lengkap dengan dua sopirnya, empat bus safari wukuf, serta **obat-obatan dan perbekalan kesehatan (perbekkes),” jelas Liliek.
Langkah ini diambil sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap potensi risiko kesehatan yang tinggi selama puncak ibadah, terutama akibat cuaca panas ekstrem, kerumunan padat, dan paparan debu, yang dapat memicu penyakit pernapasan seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Petugas kesehatan di lapangan juga diminta untuk aktif mengedukasi jemaah, khususnya dalam menjaga protokol kesehatan meski berada di dalam tenda.
“Begitu banyaknya jemaah di dalam tenda terasa sesak, padat, dan tidur di lantai. Ini meningkatkan risiko ISPA. Maka tolong ingatkan jemaah agar tetap menggunakan masker, bahkan saat di dalam tenda,” kata Imran, salah satu koordinator kesehatan.
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk melindungi kesehatan jemaah haji Indonesia selama menjalani ibadah di titik-titik krusial haji. Dukungan medis ini diharapkan mampu meminimalkan risiko gangguan kesehatan sekaligus memastikan ibadah berjalan lancar dan aman.
