Info Umroh Terkini – Kementerian Agama melalui Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, mendorong seluruh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) untuk menjalin kerja sama resmi dengan rumah sakit di Arab Saudi. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan perlindungan dan layanan kesehatan bagi jemaah haji khusus selama berada di Tanah Suci.
“Aspek perlindungan jemaah harus jadi prioritas. Kalau ada yang sakit, harus jelas mekanismenya: siapa dokternya, dibawa ke mana, mitranya siapa, dan apakah sudah bekerja sama dengan rumah sakit di sana,” ujar Hilman dalam acara Orientasi Petugas Haji Khusus di Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Hilman menyebut dirinya pernah menerima laporan bahwa ada jemaah haji khusus yang jatuh sakit namun tidak mendapat penanganan yang memadai, baik dari pihak travel maupun rumah sakit mitra. Hal ini, menurutnya, menunjukkan masih lemahnya koordinasi layanan medis oleh beberapa PIHK.
“Ini menjadi perhatian serius. PIHK harus aktif menjalin kemitraan dengan rumah sakit di Arab Saudi agar jemaah yang sakit bisa segera ditangani,” tegas Hilman.
Selain kerja sama dengan fasilitas kesehatan, Hilman juga menekankan pentingnya jaminan asuransi bagi para jemaah. Ia telah meminta Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus untuk menyiapkan standar minimal perlindungan asuransi yang harus diterapkan oleh seluruh PIHK.
“Saya minta disiapkan standar insurance coverage dan desain kerja sama dengan rumah sakit Saudi yang wajib dipenuhi PIHK sebelum memberangkatkan jemaahnya,” jelas Hilman.
Untuk musim haji tahun ini, kuota jemaah haji khusus mencapai 17.680 orang, yang diberangkatkan oleh 336 PIHK dengan dukungan dari 156 pemegang bendera. Kementerian berharap peningkatan koordinasi layanan kesehatan ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh jemaah haji khusus.