Info Umroh Terkini – Dalam upaya menjaga keamanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah haji 2025 (1446 H), pemerintah Arab Saudi menerapkan langkah pengawasan ketat dengan dukungan teknologi canggih. Untuk pertama kalinya, Saudi mengerahkan drone berteknologi tinggi yang dilengkapi kecerdasan buatan (AI) guna mendeteksi keberadaan jemaah haji ilegal.
Penggunaan drone ini dipamerkan melalui video resmi yang diunggah oleh Direktorat Jenderal Keamanan Publik Saudi. Dalam cuplikan tersebut, drone terlihat berpatroli di jalur-jalur gurun yang biasa digunakan jemaah tanpa izin untuk menghindari pos pemeriksaan. Drone ini tidak hanya merekam secara real-time, tetapi juga mampu mengenali gerakan mencurigakan dan mengidentifikasi individu atau kelompok yang masuk ke wilayah Mekkah tanpa dokumen resmi.
“Video ini menunjukkan bagaimana teknologi membantu melindungi haji,” ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri, dikutip dari Gulf News. “Jemaah tanpa izin menimbulkan tantangan keselamatan dan logistik. Kami berkomitmen mencegah pelanggaran ini.”
Selain dilengkapi kamera resolusi tinggi dan sistem pemantauan berbasis AI, drone ini juga dapat mengirim data langsung ke pusat komando, yang memungkinkan petugas keamanan segera bertindak jika ada pelanggaran. Saudi menegaskan bahwa hanya jemaah yang memiliki visa haji resmi dan kartu Nusuk digital yang diizinkan memasuki kota Mekkah dan area Masjidil Haram.
Kampanye “No Permit, No Hajj” dan Dampaknya
Langkah ini merupakan bagian dari kampanye besar Saudi bertajuk “No Permit, No Hajj”, yang bertujuan untuk memastikan bahwa hanya jemaah resmi yang diperbolehkan menjalankan ibadah haji. Hasil dari penerapan aturan ketat ini cukup signifikan.
Menurut otoritas Saudi:
- Lebih dari 205.000 orang tanpa izin haji telah diusir dari wilayah Mekkah.
- Sebanyak 1.239 orang ditangkap karena berupaya mengangkut jemaah ilegal.
- Lebih dari 75.000 pelanggar dijatuhi sanksi administratif.
- 415 kantor haji palsu berhasil digerebek.
WNI Jadi Korban, 1 Meninggal di Gurun
Tragisnya, upaya memasuki Mekkah secara ilegal juga menelan korban jiwa. Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron B Ambary, melaporkan bahwa pada 27 Mei 2025, tiga WNI ditemukan dalam kondisi dehidrasi di wilayah Gurun Jumum, Mekkah. Satu orang, atas nama SM, dinyatakan meninggal dunia. Dua lainnya, berinisial J dan S, berhasil diselamatkan oleh otoritas Saudi.
Sebelumnya, SM dan rombongan sempat ditangkap karena kedapatan hendak berhaji dengan visa non-haji (ziarah multiple) dan telah diusir ke Jeddah. Namun SM kembali ke Mekkah bersama dua rekannya menggunakan taksi gelap melalui jalur gurun, yang akhirnya berujung petaka.
Pesan Tegas Pemerintah Saudi
Pemerintah Arab Saudi terus mengingatkan bahwa hanya jemaah dengan visa haji resmi yang boleh menjalankan ibadah haji. Setiap pelanggaran tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga mengganggu sistem logistik dan keselamatan jutaan jemaah lainnya.
Langkah digitalisasi dan pengawasan ketat dengan bantuan drone, AI, dan kartu digital Nusuk menjadi penanda bahwa pengelolaan haji kini masuk ke era baru—lebih aman, lebih terkontrol, dan lebih tegas terhadap pelanggaran.