INFO UMROH TERKINI

MEDIA INFORMASI SEPUTAR HAJI, UMROH DAN ISLAMI

Flashback: 5 Tragedi Mematikan dalam Sejarah Haji, 1990 Jadi yang Paling Kelam

Daftar Isi

Info Umroh Terkini – Ibadah haji tidak hanya menyimpan kisah spiritual, tapi juga tragedi yang menelan ribuan korban jiwa. Dalam sejarah pelaksanaannya, lima peristiwa mematikan mencerminkan pentingnya pengelolaan massa dan komunikasi dalam mengatur jutaan jemaah, khususnya saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

1. Tragedi Terowongan Mina 1990
Pada 2 Juli 1990, ribuan jemaah terjebak di Terowongan Al-Muaisim, jalur penghubung ke lokasi jumrah. Kepadatan ekstrem menyebabkan kehabisan oksigen. Sebanyak 1.426 jemaah meninggal dunia, termasuk 631 dari Indonesia. Ini tercatat sebagai tragedi paling memilukan dalam sejarah haji modern.

2. Kebakaran Tenda Mina 1997
Tujuh tahun kemudian, kebakaran hebat melanda area tenda jemaah di Mina. Angin kencang dan suhu tinggi memperparah situasi. Sebanyak 340 orang tewas, dan lebih dari 1.500 luka-luka. Peristiwa ini mendorong penggunaan tenda tahan api yang kini menjadi standar.

3. Tragedi Jembatan Jamarat 1998–2006
Ritual pelemparan jumrah di Jembatan Jamarat berulang kali memicu bencana. Pada 1998, 180 jemaah tewas karena desak-desakan dan kepanikan. Insiden serupa kembali terjadi pada 2001, 2003, 2004, dan terakhir 2006, dengan ratusan korban jiwa dalam setiap kejadian.

4. Crane Roboh di Masjidil Haram 2015
Pada 11 September 2015, angin kencang dan hujan deras merobohkan sebuah alat berat (crane) di area Masjidil Haram menjelang salat magrib. Tragedi ini menewaskan 87 orang dan melukai 184 lainnya. Banyak korban berasal dari Indonesia.

Baca Juga  WAJIB TAHU! Imbauan Penting Kerajaan Saudi untuk Jemaah Haji Saat Armuzna

5. Desak-Desakan Mina 2015
Masih di tahun yang sama, insiden paling tragis kembali terjadi di Mina saat pelemparan jumrah. Desak-desakan menyebabkan ratusan jemaah tewas terinjak-injak. Jarak insiden hanya sekitar lima kilometer dari pusat kota Makkah.

Kelima tragedi ini jadi pengingat keras bahwa pengelolaan jemaah dalam skala besar membutuhkan sistem yang matang, respons cepat, dan infrastruktur yang terus diperbarui demi keselamatan dan ketenangan beribadah.

Tags :

Recent News

Related Post